KONFLIK
Jeniffer Maher memproduksi
sebuah program televisi untuk fox network di Los Angeles. Ketenangan diruang
kerjanya dipecah oleh suara yang berasal dari interkom. “Bu maher”,
sekretarisnya berkata tanpa berpikir, “ada kekacauan diluar. Ada sejumlah orang
yang ingin bertemu dengan anda.” Dalam beberapa detik, setengah lusin penulis
naskah masuk dan berkata “kesabaran kami sudah sampai batasnya. Anda
mempromosikan Nick Crane menjadi script supervisor 3 minggu yang lalu setelah
Cristhine mengundurkan diri. Kami tidak dapat kerja sama dengannya !”. Dengan
Cristhine kami kompak, kami menulis naskah bersama-sama. Naskah kami baik,
sangat baik karena kami semua berpartisipasi untuk menjadi demikian. Nick telah
mengubah segalanya. Ia membagi kami menjadi dua kelompok, masing-masing bekerja
untuk episode yang berbeda. Setelah 3 orang diantara kami membuat garis besar
dari format umum untuk episode tersebut, ia memecah kami dan meminta
masing-masing mengerjakan satu dari tiga babak tersebut untuk memudahkan
pertanggung jawaban. Ia mengira bahwa sekarang ia dapat mengetahui siapa
penulis terbaik ! apakah anda pernah mendengar hal yang demikian gila?”. Jenny
jika anda tidak mengambil tindakan sekarang juga kami semua akan mengundurkan
diri”.
1.
Apakah telah terjadi konflik? Bila telah terjadi konflik,
jenis konflik fungsional atau disfungsional yang terjadi?
2.
Apa saran anda agar konflik yang terjadi menguntungkan
organisasi?
Jawaban :
1.
Ya didalam kasus ini telah terjadi konflik. Kasus ini
termasuk dalam jenis konflik disfungsional. Karena menyebabkan sebuah kinerja
kelompok pekerja didalam perusahaan tersebut menjadi tidak efisien.
2.
Semestinya ada tindakan pengawasan dari seorang Jenifer Maher
yang berkedudukan sebagai kepala produksi, agar sebuah konflik antara nick dan anak
buahnya dapat terkontrol. Karena apabila sebuah konflik dapat terkontrol, akan
menghasilkan sebuah kinerja berjalan dengan baik, karena tak selamanya konflik
itu berdampak negatif.
Seperti dengan mencari
penyelesaian masalah secara integratif dimana pihak-pihak yang bersangkutan
secara terbuka mencari penyelesaian yang dapat diterima oleh semua pihak, agar
dapat mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini kita mengenal adanya penyelesaian
integratif jenis konsesus, maksudnya pihak-pihak yang sedang bertentangan bertemu
bersama untuk mencari penyelesaian terbaik masalah mereka, dan bukan mencari
kemenangan sesuatu pihak. Lalu ada juga jenis konfrontasi, dimana pihak-pihak
yang saling bersangkutan menyatakan pendapatnya secara langsung satu sama lain.
Dan dengan kepemimpinan yang terampil dan kesediaan untuk menerima suatu
penyelesaian konflik yang logis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar