Senin, 14 Mei 2012

ORGANISASI DAN METODE


KONFLIK
Jeniffer Maher memproduksi sebuah program televisi untuk fox network di Los Angeles. Ketenangan diruang kerjanya dipecah oleh suara yang berasal dari interkom. “Bu maher”, sekretarisnya berkata tanpa berpikir, “ada kekacauan diluar. Ada sejumlah orang yang ingin bertemu dengan anda.” Dalam beberapa detik, setengah lusin penulis naskah masuk dan berkata “kesabaran kami sudah sampai batasnya. Anda mempromosikan Nick Crane menjadi script supervisor 3 minggu yang lalu setelah Cristhine mengundurkan diri. Kami tidak dapat kerja sama dengannya !”. Dengan Cristhine kami kompak, kami menulis naskah bersama-sama. Naskah kami baik, sangat baik karena kami semua berpartisipasi untuk menjadi demikian. Nick telah mengubah segalanya. Ia membagi kami menjadi dua kelompok, masing-masing bekerja untuk episode yang berbeda. Setelah 3 orang diantara kami membuat garis besar dari format umum untuk episode tersebut, ia memecah kami dan meminta masing-masing mengerjakan satu dari tiga babak tersebut untuk memudahkan pertanggung jawaban. Ia mengira bahwa sekarang ia dapat mengetahui siapa penulis terbaik ! apakah anda pernah mendengar hal yang demikian gila?”. Jenny jika anda tidak mengambil tindakan sekarang juga kami semua akan mengundurkan diri”.

1.      Apakah telah terjadi konflik? Bila telah terjadi konflik, jenis konflik fungsional atau disfungsional yang terjadi?
2.      Apa saran anda agar konflik yang terjadi menguntungkan organisasi?

Jawaban :
1.      Ya didalam kasus ini telah terjadi konflik. Kasus ini termasuk dalam jenis konflik disfungsional. Karena menyebabkan sebuah kinerja kelompok pekerja didalam perusahaan tersebut menjadi tidak efisien.
2.      Semestinya ada tindakan pengawasan dari seorang Jenifer Maher yang berkedudukan sebagai kepala produksi, agar sebuah konflik antara nick dan anak buahnya dapat terkontrol. Karena apabila sebuah konflik dapat terkontrol, akan menghasilkan sebuah kinerja berjalan dengan baik, karena tak selamanya konflik itu berdampak negatif.
Seperti dengan mencari penyelesaian masalah secara integratif dimana pihak-pihak yang bersangkutan secara terbuka mencari penyelesaian yang dapat diterima oleh semua pihak, agar dapat mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini kita mengenal adanya penyelesaian integratif jenis konsesus, maksudnya pihak-pihak yang sedang bertentangan bertemu bersama untuk mencari penyelesaian terbaik masalah mereka, dan bukan mencari kemenangan sesuatu pihak. Lalu ada juga jenis konfrontasi, dimana pihak-pihak yang saling bersangkutan menyatakan pendapatnya secara langsung satu sama lain. Dan dengan kepemimpinan yang terampil dan kesediaan untuk menerima suatu penyelesaian konflik yang logis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar